18 April, Hari Diabetes Nasional
Banyak yang tidak mengetahui kalau tanggal
18 April adalah hari diabetes nasional. Dalam memperingati hari diabetes
nasional ini alangkah baiknya kita menambah wawasan mengenai diabetes mellitus
mengingat tingginya angka kejadian diabetes di dunia.
Banyak penelitian epidemiologi menunjukkan peningkatan angka
kejadian diabetes mellitus. Lebih 400 juta orang penderita diabetes yang
berusia 18 tahun di seluruh dunia atau
8,5% dari penduduk dunia. Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas terdapat
kenaikan prevalensi diabetes dari 5,7 % tahun 2007 menjadi 6,9% pada 2013.
Selain itu diabetes juga merupakan penyebab kematian ketiga setelah stroke dan
penyakit jantung koroner.Bila tidak ditanggulangi keadaan ini bisa menyebabkan
penurunan produktivitas , disabilitas dan kematian dini.
Diabetes mellitus (DM), yang lebih dikenal dengan sakit gula
adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa
dalam darah yang disebabkan oleh kegagalan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya. Di Indonesia, masyarakat mengenal adanya gula basah dan gula kering. Sebenarnya dalam dunia
medis dikenal dua tipe diabetes yaitu
diabetes tipe I atau insulin dependent diabetes mellitus dan
diabetes tipe 2 atau non insulin
dependent diabetes mellitus.
Orang yang berisiko menderita DM
-
Riwayat keluarga dengan diabetes
-
Umur, kejadian diabetes meningkat sesuai dengan
penambahan usia
-
Riwayat pernah menderita diabetes pada kehamilan
-
Riwayat lahir dengan BB < 2,5 kg
-
Obesitas, Indeks Massa Tubuh >25 kg/m²
-
Kurangnya aktifitas fisik
-
Hipertensi
-
Dislipidemia
-
Diet tinggi gula dan rendah serat
Gejala DM
Berbagai gejala bisa terdapat pada penderita DM, tapi
kemungkinan DM bisa terjadi pada orang-orang yang mengalami keluhan klasik DM
Keluhan klasik : poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya.
Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi pada pria serta pruritus vulva pada wanita
Penegakan Diagnosis DM
Diagnosis DM ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan kadar
glukosa dalam darah. Spesimen darah yang sebaiknya digunakan adalah darah vena
dan dilakukan pemeriksaan secara enzimatik. Sedangkan pemeriksaan glukosa darah
kapiler yang dilakukan dengan pengambilan darah di ujung jari digunakan untuk
tujuan pemantauan hasil pengobatan.
Kriteria diagnosis DM
-
Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu ≥ 200
mg/dl
-
Gejala klasik DM + glukosa darah puaasa ≥ 126
mg/dl
-
Kadar glukosa darah jam pada tes toleransi glukosa oral ≥ 200
mg/dl
Penatalaksanaan
Ada pilar
penatalaksanaan DM yang harus kita dilakukan
1.
Edukasi
Keberhasilan pengelolaan diabetes mellitus
mandiri membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat
2.
Terapi gizi medis
Terapi gizi medis merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Prinsip pengaturan makan pada orang
diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing
individu. Penting ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal
makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau insulin.
3.
Latihan jasmani
Latihan jasmani harus dilakukan secara
teratur tiga sampai empat kali perminggu selama kurang lebih tigapuluh menit. Latihan
yang dianjurkan bersifat aerobic seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging
dan berenang. Latihan jasmani juga sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status
kesegarag jasmani.
4.
Intervensi farmakologis
Intervensi farmakologis ditambahkan jika
sasaran glukosa darah belum tercapai dengan terapi gizi medis dan latihan
jasmani.
1.
Obat hipoglikemik oral : sulfonil urea,
metformin, acarbose, dll.
2.
insulin
insulin dapat diberikan secara tunggal atau insulin capuran (premixed
insulin). Insulin sering diberikan secara suntikan di bawah kulit.
3.
terapi kombinasi : campuran pemberian obat
hipoglikemic oral dan insulin
Diabetes mellitus merupakan
penyakit kronis yang akan diderita semur hidup. Dalam pengelolaan diabetes
selain dokter, perawat, ahli gizi, serta tenaga kesehatan lain, peran pasien
dan keluarga menjadi sangat penting. Kita semua perlu memahami lebih jauh
tentang perjalanan penyakit DM, pencegahan, penyulit dan penatalaksaannya
secara benar.
Komentar
Posting Komentar